masalah utama dalam perekonomian,makroekonomi.
MAKALAH
EKONOMI MAKRO ISLAM
MASALAHAN
UTAMA DALAM PEREKONOMIAN
Dosen
Pengampu
Anas
malik,SEI.,ME.Sy
Disusun
oleh:
Laras
Desita (1651020213)
Perbankan
Syariah C
http://larasdesita.blogspot.co.id/2018/02/masalah-utama-dalam-perekonomian-makroekonomi.html
JURUSAN
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur alhamdulillah hirabbil ‘aalamiin kami
panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah masalah utama dalam perekonomian. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu dalam mata kuliah Ekonomi
Makro Islam semester iv Uin Raden Intan Lampung tahun Akademik 2017/2018.
Namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfat bagi kemajuan pendidikan kita semua, aamiin
Wassalamualaikum
wr.wb.
Bandar lampung
penulis
HALAMAN JUDUL.............................................................. i
KATA
PENGANTAR........................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah..............................................................1
B. Rumusan
masalah......................................................................2
C. Tujuan
penulisan........................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Masalah pertumbuhan
ekonomi.................................................3
B. Masalah
pengangguran..............................................................3
C. Masalah
inflasi...........................................................................4
D. Masalah neraca perdagangan dan neraca
pembayaran..............6
E. Masalah ketidakstabilan kegiatan
ekonomi...............................7
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 8
B. Saran......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu
pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai
dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama
belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup
bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan.
Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis,
kreatif, dan produktif.
Masalah
perekonomian Indonesia akhir-akhir terlihat semakin memburuk seperti masalah
pertumbuhan ekonomi, ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah neraca
pembayaran dan neraca perdagangan serta yang lebih buruk lagi permasalahan
pengangguran.
Pengangguran
merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat ini sudah cukup memprihatinkan.
Jumlah penganggur dan setengah penganggur mengalami peningkatan. Sebaliknya,
pengangguran dan setengah pengangguran merupakan pemborosan-pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, dapat mendorong keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.
Berkaitan dengan masalah pengangguran,maka ada beberapa faktor yang berkaitan
dan mempengaruhinya. Yang pertama yaitu inflasi, dalam perekonomian yang sudah
sangat masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat penggunaan tenaga
kerja. Kenaikan upah dikarenakan inflasi akan mendorong perusahaan untuk
mengurangi jumlah pekerja nya dalam rangka minimalisasi biaya produksi, karena
upah pekerja termasuk kedalam biaya produksi. Inflasi sebagai indikator ekonomi
makro seperti hal nya pengangguran, dapat dikatakan suatu proses kenaikan
harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Selanjutnya
berkaitan juga dengan masalah pertumbuhan ekonomi, setiap negara menginginkan
terjadinya pertumbuhan ekonomi namun, dalam mencapai pertumbuhan ekonomi
terdapat hambatan-hambatan. Hambatan utama yang dihadapi negara berkembang
antara lain adalah keterbatasan dana untuk melaksanakan kegiatan pembangunan di
negaranya, kualitas infut tenaga kerja yaitu keterampilan, pengetahuan, dan
disiplin angkatan kerja yang kurang, serta tekhnologi yang kurang memadai.
Hal-hal
yang demikian lah yang menjadi permasalah perekonomian di indonesia.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pertumbuhan ekonomi dapat menjadi salah satu permasalahan utama
dalam perekonomian?
2.
Apakah pengangguran termasuk salah satu permasalahan utama dalam perekonomian?
3. Apakah
inflasi termasuk salah satu permasalahan utama dalam perekonomian?
4.
Bagaimanakah neraca perdagangan dan neraca pembayaran dapat menjadi salah satu
permasalahan utama dalam perekonomian?
5.
Apakah ketidakstabilan kegiatan perekonomian termasuk salah satu permasalahan
utama dalam perekonomian?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengatahui pertumbuhan ekonomi sebagai
salah satu permasalahan utama dalam perekonomian.
2. Mengatahui pengangguran termasuk salah
satu permasalahan utama dalam perekonomian.
3. Mengetahui inflasi sebagai salah satu
permasalahan utama dalam perekonomian.
4. Mengetahui neraca perdagangan dan
neraca pembayaran sebagai salah satu permasalahan utama dalam perekonomian.
5. Mengetahui bahwa ketidakstabilan
kegiatan ekonomi merupakan salah satu permasalahan utama dalam perekonomian.
BAB
II
PEMBAHASAN
Masalah Utama Dalam Perekonomian
1. Masalah pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebab kan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah.[1]pertumbuhan
ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka panjang. Di setiap periode suatu
masyarakat akan menambah kemampuannya untuk memproduksikan barang dan jasa. Ini
disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksiyang berlaku.
Dalam
setiap periode jumlah tenaga kerja akan bertambah karena ada golongan penduduk
yang akan memasuki angkatan kerja. Investasi masa lalu akan menambah
barang-barang modal dan kapasitas memproduksi dimasa kini.disamping itu
investasi biasanya diikuti oleh perkembangan tekhnologi alat-alat produksi, dan
ini akan mempercepat lagi pertambahan kemampuan produksi.
Berbagai
negara tidak selalu dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan
perkembangan kemampuan memproduksi yang dimiliki oleh faktor-faktor produksi yang
semakin meningkat. Di banyak negara kerap kali didapati keadaan dimana
pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya adalah jauh lebih rendah dari potensi
pertumbuhan yang dapat dicapai. Hal ini adakala nya menyebabkan jumlah dan
tingkat pengangguran menjadi semakin meningkat.[2]
2. Masalah pengangguran (unemployment)
Pengangguran
sejatinya terjadi karena adanya kesenjangan antara penyediaan lapangan
pekerjaan dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Selain itu
pengangguran bisa juga terjadi meskipun jumlah kesempatan kerja tinggi akan
tetapi terbatas nya informasi, perbedaaan dasar keahlian yang tersedia dari
yang dibutuhkan atau bahkan dengan sengaja memilih untuk menganggur
(pengangguran sukarela).
Para
ekonom mempelajari pengangguran untuk mengidentifikasi penyebabnya dan untuk
memperbaiki kebijakan publik yang mempengaruhi pengangguran. Sebagian dari
kebijakan tersebut, seperti Undang-Undang yang menetapkan Upah Minimum yang
tinggi misalnya, cenderung akan meningkatkan pengangguran dikalangan angkatan
kerja yang kurang terdidik dan kurang terlatih.[3]
Dalam
analisa ilmu ekonomi makro, kondisi yang diharapkan bukanlah bagaimana
mempekerjakan semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan dengan menyediakan
lapangan pekerjaan bagi mereka secara sporandis (tidak merata), karena akan
membahayakan kondisi perekonomian. Akan tetapi bagaimana caranya agar setiap
lowongan kerja yang disediakan pada suatu periode tertentu dapat terisi
semuanya oleh para pencari kerja. Kondisi manakala semua lowongan pekerjaan
terisi penuh oleh para pencari kerja inilah yang disebut dalam ilmu ekonomi “
Full Employment “. Ingatlah bahwa kondisi full employment bukanlah kondisi yang
sama sekali tidak ada pengangguran.
Dalam
suatu perekonomian modern, pengangguran dapat dibedakan kedalam 3 bentuk:
a. Pengangguran normal yaitu pengangguran
yang disebabkan oleh keinginan pekerja-pekerja untuk mencari kerja yang lebih
baik atau yang lebih sesuai untuk mereka.
b. Pengangguran struktual yaitu pengangguran
yang terjadi dikarenakan perubahan-perubahan yang tidak selalu baik akibatnya
kepada penggunaan tenaga kerja. Penggunaan tekhnologi yang canggih dalam
menjalankan pembangunan ekonomi akan memerlukan tenaga ahli, tetapi disamping
itu ia akan menghemat penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian penggunaan
tekhnologi modern dalam pembangunan, disamping akan meningkatkan pendapatan dan
menyediakan kesempatan kerja baru akan mengakibatkan pula pengangguran.
c. Pengangguran konjungtur , pengangguran
mulai dianggap serius apabila tingkat kegiatan ekonomi berada dibawah tingkat
kesempatan kerja penuh, dan ini dapat dilihat dari keadaan yang menunjukan
bahwa pendapatan nasional sebenarnya adalah berada dibawah pendapatan nasional
potensial. Semakin besar perbedaan itu, semakin besar pula pengangguran-pengangguran
yang berlaku. Dengan kata lain, semakin jauh kegiatan ekonomi berada dibawah
potensialnya, semakin besar pengangguran yang berlaku. Pengangguran yang
disebabkan oleh kemerosotan ekonomi dinamakan pengangguran konjungtur.[4]
3. Inflasi
Kenaikan
tingkat harga secara konsisten dan terus-menerus akan menyebabkan inflasi.
Secara sederhana dalam Inflasi ada kenaikan umum dalam harga barang dan jasa
dari waktu ke waktu. Dalam hal demikian, harga umumnya naik dari bulan ke bulan
dan tahun ke tahun. Dengan adanya beban ini, perekonomian tidak mencapai tujuan
stabilitasnya. Inflasi menyebabkan peningkatan rata-rata harga produk dan jasa.
Dalam keadaan inflasi dapat dilihat bahwa beberapa harga naik di atas
rata-rata.[5]
Inflasi
merupakan masalah karena:
a. Karena ada kenaikan harga barang dan jasa,
daya beli uang menurun. Hal ini pada gilirannya akan mengurangi kekayaan
finansial dan menurunkan standar hidup.
b. ketidakpastian yang lebih besar untuk
melakukan perencanaan jangka panjang.
c. Pendapatan dan kekayaan cenderung
didistribusikan sembarangan di antara berbagai sektor ekonomi dan di antara
pemilik sumber daya.[6]
Selain itu layaknya seperti halnya penyakit, inflasi
menunjukkan berbagai tingkat kepelikan. Penting untuk mengklasifikasikan
inflasi kedalam tiga kategori yaitu:[7]
1) Inflasi Rendah
Inflasi rendah dicirikan oleh harga yang naik
perlahan-lahan dan dapat diramalkan. Kita dapat mendefinisi kan sebagai tingkat
inflasi tahunan dengan digit tunggal. Ketika harga relatif stabil, orang-orang
mempercayai uang karena uang mempertahankan nilainya dari bulan ke bulan
dan tahun ke tahun. Orang-orang bersedia menulis kontrak jangka panjang dalam
bentuk uang karena mereka percaya bahwa harga relatif barang-barang yang mereka
beli dan jual tidak akan terlalu jauh keluar dari garis. Kebanyakan
negara-negara industri mengalami inflasi rendah selama dekade terakhir.
2) Inflasi yang Melambung
Inflasi dalam cakupan digit ganda atau triple misalnya
20, 100, atau 200 persen pertahun maka inflasi seperrti itu disebut sebagai “inflasi
yang melambung”. Ketika inflasi yang melambung menjadi berakar, distorsi
ekonomi serius timbul. Umumnya kebanyakan kontrak di indekskan ke “indeks harga”
atau ke mata uang asing, seperti dollar. Pada kondisi ini, uang kehilangan
nilainya dengan sangat cepat sehingga orang hanya memegang jumlah uang yang
sangat minim yang di butuh kan untuk transaksi sehari-hari. Pasar finansial
bertambah buruk saat modal terbang ke luar negeri. Orang-orang menimbun barang,
membeli rumah, dan tidak akan meminjam kan uang dengan suku bunga nominal yang
rendah.
3) Hiperinflasi
Ketika ekonomi nampak selamat dari inflasi yang
melambung, ketegangan ketiga dan yang mematikan mengambil alih ketika kanker
hiperinflasi menyerang. Tidak ada hal bagus yang dapat dikatakan tentang sebuah
perekonomian pasar dimana harga-harga meningkat jutaan atau bahkan miliaran
persen pertahun.
Selain
itu, kenaikan harga-harga dapat menimbulkan efek yang buruk terhadap
perdagangan. Komoditas ekspor tidak akan dapat bersaing dipasar internasional,
karena itu volume nya menurun. Sementara dilain pihak, harga komoditas di dalam
negeri naik dan impor justru menjadi relatif murah. Akibatnya kuantitas impor
akan lebih banyak daripada ekspor sehingga cadangan devisa makin berkurang dan
neraca pembayaran akan menjadi lebih buruk.[8]
4. Masalah neraca perdagangan dan neraca
pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain
selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Neraca perdagangan atau
neraca ekspor-impor adalah perbedaan antara nilai ekspor impor suatu negara
pada periode tertentu, diukur menggunakan mata uang yang berlaku.
Gambaran
mengenai hubungan ekonomi yang berlaku diantara satu negara dengan berbagai
negara lain dapat dilihat dalam neraca perdagangan dan neraca pembayaran, yang
memberikan informasi tentang nilai ekspor dan impor, transaksi jasa-jasa,
aliran modal jangka panjang (penanaman modal asing), dan aliran modal
jangka pendek. Setiap negara akan berusaha menjaga kestabilan dalam neraca
pembayarannya yaitu suatu keadaan dimana aliran uang ke luar negeri sebagai
akibat impor barang dan jasa dan aliran modal seimbang dengan aliran uang yang
masuk dari hasil ekspor barang dan jasa dan aliran masuk modal asing.
Berbagai
masalah akan timbul apabila suatu negara tidak dapat menstabilkan dan
mengembangkan sektor luar negeri nya dan menjaga kestabilan kurs valuta asing
nya. Dalam teori makroekonomi selalu ditunjukan bahwa apabila suatu negara
mengimpor secara berlebihan yaitu impor selalu lebih tinggi dari ekspor,
beberapa masalah akan timbul. Pertama-tama, impor yang berlebihan itu cenderung
akan menurunkan nilai uang domestik. Lalu impor yang berlebihan juga dapat
mengurangi perbelanjaan ke atas barang-barang yang diproduksi dalam negeri dan
keadaan ini dapat mengurangi kegiatan dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, efek
terhadap melemahnya uang domestik dimasa depan akan mengurangi kegairahan
penanam modal asing untuk mengembangkan kegiatannya dinegara tersebut.
Kemerosotan investasi ini akan memperlambat ekspansi ekonomi dimasa depan.[9]
5. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
Pada
kenyataan nya perekonomian sautu negara tidak selalu berkembang secara kontinu
dari suatu periode ke periode berikutnya. Perekonomian selalu mengalami kondisi
yang naik turun, adakalanya perekonomian berkembang dengan pesat dan adakalanya
perekonomian mengalami penurunan atau perlambatan. Hal ini bisa saja akibat
dari kondisi perusahaan-perusahaan yang ada dalam perekonomian tersebut.
Dalam
kegiatan ekonomi perusahaan selalu naik turun, hal ini disebut sebagai
konjungtur atau siklus bisnis perusahaan. Siklus bisnis (bussines cycle) adalah
suatu fluktuasi yang berirama dalam kegiatan bisnis yang umumnya ditandai oleh
suatu tedensi bagi produksi, upah, keuntungan serta kesempatan kerja yang
bergerak bersama-sama dalam suatu siklus yang lengkap dari puncak selama satu
periode. Siklus kegiatan ekonomi yang seperti itu kelamaan dapat berakibat
buruk kepada perekonomian secara keseluruhan. Pengangguran dan inflasi bisa
saja suatu saat terjadi lalu menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat
dan dalam jangka panjang ketidakstabilan ekonomi ini dapat menimbukan
perkembangan buruk bagi perekonomian.[10]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi
makro merupakan unsur penting dari perekonomian nasional dikarenakan cakupannya
yang demikian luas sehingga makmur atau tidak nya perekonomian suatu negara
amat di pengaruhi oleh berkembang atau tidak nya ekonomi makro suatu negeri.
Akan
tetapi dalam pelaksanaan nya terdapat banyak sekali permasalahan dalam
perekonomian yang muncul yaitu seperti permasalahan didalam pertumbuhan ekonomi
di indonesia yang sangat lamban, ketidakstabilan kegiatan perekonomian, tingkat
pengagguran yang dapat mempengaruhi perkembangan negara dan juga dapat
mempengaruhi pendapatan nasional selain itu juga dengan adanya banyak
pengangguran terutama di kota-kota besar akan meningkatkan jumlah kriminalitas,
pemerintah memang tidak akan bisa benar-benar menghilangkan pengangguran di
indonesia tetapi bukan tidak mungkin bagi pemerintah untuk mengikis jumlah
pengagguran sehingga pengangguran tidak berkembang menjadi masalah yang serius.
Namun,dari
pada itu yang menjadi permasalahan yang lain yaitu inflasi,serta permasalah
dalam neraca perdagangan dan neraca pembayaran yang dimana kita ketahui bahwa
saat ini indonesia masih menjadi negara pengimpor untuk barang-barang pokok
sekalipun. Hal ini jelas sekali sangat tidak baik apabila indonesia lebih
banyak melakukan impor daripada ekspor karena hal itu akan memicu neraca
perdagangan maupun neraca pembayaran menadi defisit. Maka, mejadi tugas kita
generasi muda untuk memperbaiki permasalahan-permasalahan perekonomian yang ada
dengan meningkatkan kualitas diri dan terus mengembangkan kreatifitas.
B.Saran
Telah
kita ketahui bersama bahwa kita diberikan kebebasan dalam melakukan kegiatan
ekonomi apapun, maka dari itu diharapkan kita bisa merubah perekonomian kita
yang kurang baik ini, meskipun dalam lingkup yang kecil, seperti keluarga. Dan
disamping itu kita ketahui juga bahwa dalam melakukan kegiatan ekonomi itu
tentunya tidak akan terlepas dari permasalahan-permasalahan, seperti:
Masalah Pertumbuhan Ekonomi, Masalah Ketidakstabilan Kegiatan
Ekonomi, Masalah Kenaikan Harga (Inflasi), Masalah Pengangguran
dls, tetapi untuk mencapai tujuan dari itu semua diperlukan
kebijakan-kebijakan, seperti: kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan segi
penawaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Samuel,
A. Paul.1997. ekonomi edisi keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Sukirno,
Sadono. 2013. teori pengantar makro ekonomi edisi ketiga. Jakarta:Rajagrafindo
Persada.
Sukirno,
Sadono. 2012. Makro Ekonomi Modern. Jakarta:Rajagrafindo
Persada.
Hasyim,
Ali Ibrahim, 2016. Ekonomi Makro Edisi Pertama, Jakarta: Prenadamedia
Group.
Mankiw,
Gregory. 2006. Makroekonomi, Jakarta: Erlangga.
Nordhaus,
Samuelson. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta: PT. Media Global Edukasi.
Masalah-masalah utama yang dihadapi pemerintah dalam
bidang ekonomi. 27 februari 2018. http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2015/12/masalah-masalah-utama-dalam-bidang-ekonomi.
Probudi, Dedi. ”5 permasalahan ekonomi makro dan
solusinya”. 25 februari 2018. https://dosen
ekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/permasalahan-ekonomi-makro.
[1] Sadono sukirno,teori pengantar makroekonomi edisi ketiga(jakarta:rajagrafindo
persada,2013), h.9.
[3]
Gregory Mankiw, Makroekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 154.
[6] Dedi probudi,”5 permasalahan ekonomi
makro dan solusinya”,dosen ekonomi.com,https://dosen
ekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/permasalahan-ekonomi-makro,25 februari
2018,10:57
[10] Masalah-masalah
utama yang dihadapi pemerintah dalam bidang ekonomi, ilmu ekonomi.id, http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2015/12/masalah-masalah-utama-dalam-bidang-ekonomi, 27 februari 2018, 12:55.
Komentar
Posting Komentar